Mengelola kebutuhan barang dalam perusahaan dapat dilakukan dengan bantuan MRP atau Material Requirement Planning. Sistem ini membantu perusahaan untuk mengelola bahan yang ada, sehingga tidak menyimpang dari tujuan yang telah direncanakan. Kehadiran teknologi dalam sebuah perusahaan dapat membantu dalam mengelola rencana yang ada. Contohnya dengan adanya MRP, maka dapat mengontrol proses produksi dan distribusi di perusahaan dengan lebih baik, khususnya di perusahaan manufaktur atau pabrik.
Definisi Material Requirement Planning
Material Requirement Planning atau MRP adalah sistem dalam mengelola inventory yang berfokus pada perencanaan kebutuhan bahan baku berdasarkan jadwal produksi, sesuai informasi dari buku Manajemen Operasional, Arif Murti R., dkk., (2025:212). MRP digunakan untuk memastikan perusahaan memiliki bahan baku yang cukup. Sistem ini hadir dengan berbasis komputer, sehingga seluruh data yang ada saling terintegrasi dalam sistem yang sama. Tidak heran jika implementasi MRP dapat mempermudah berbagai divisi untuk memantau stok barang di perusahaan. Dengan adanya sistem MRP, maka perusahaan dapat memenuhi permintaan produksi dengan stok barang yang cukup tanpa adanya stok berlebih. Sistem ini juga memungkinkan perusahaan untuk mengelola sumber daya secara lebih efisien tanpa adanya pemborosan.
Terdapat tiga komponen utama dalam proses berjalannya MRP. Ketiga komponen tersebut adalah bill of materials (BOM), jadwal induk produksi (MPS), dan status inventory. BOM adalah daftar seluruh komponen dan bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu produk. Sementara MPS penting untuk menentukan jumlah dan jadwal produksi. Sedangkan status inventory berguna untuk mencatat jumlah bahan baku yang ada dan kapan harus kembali dipesan. Hadirnya ketiga komponen tersebut yang saling terintegrasi, maka MRP dapat membantu perusahaan dalam menentukan kapan dan berapa banyak bahan baku yang harus yang dibeli maupun yang diproduksi. Dengan begitu, maka operasional perusahaan dapat berjalan dengan lebih terstruktur.
Tujuan Material Requirement Planning
Sebagai salah satu sistem yang dapat membantu operasional perusahaan, maka MRP memiliki sejumlah tujuan. Dikutip dari buku Manajemen Operasional dan Implementasi dalam Industri, Rita Ambawati, dkk., (2021:789), berikut adalah beberapa tujuan dari adanya MRP.
1. Mengurangi Jumlah Persediaan Barang
MRP dapat menentukan jumlah persediaan barang atau bahan baku yang dibutuhkan, serta kapan bahan tersebut dibutuhkan sesuai Jadwal Produksi Induk. Dengan begitu, perusahaan hanya perlu membeli material pada saat dibutuhkan, sehingga bisa menghindari kelebihan persediaan barang.
2. Mengurangi Waktu Tenggang (Lead Time) Produksi dan Pengiriman
Dengan sistem yang dapat mengidentifikasi jumlah dan waktu material yang dibutuhkan, pihak purchasing (pembelian) dapat melakukan tindakan yang tepat untuk memenuhi batas waktu yang telah ditetapkan. MRP pun dapat membantu untuk menghindari keterlambatan produksi akibat material. Oleh karena itu, waktu antara produksi dan pengiriman dapat terjamin dengan lebih tepat. Proses produksi barang hingga pengiriman ke pelanggan bisa berjalan dengan lebih cepat.
3. Komitmen Pengiriman yang Realistis
Penggunaan MRP dapat menjadikan perusahaan lebih berkomitmen kepada pelanggan, khususnya mengenai waktu pengiriman yang lebih realistis. Adanya MRP membuat pihak produksi dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat terhadap kemungkinan waktu pengiriman barang.
4. Meningkatkan Efisiensi Operasional
Tujuan lainnya dari implementasi MRP adalah untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Dengan adanya MRP, maka setiap unit kerja dapat terkoordinasi dengan baik, sehingga meningkatkan efisiensi operasional dari setiap unik di perusahaan yang menerapkan MRP tersebut.
Dengan implementasi yang tepat, maka Material Requirement Planning dapat membantu berjalannya operasional perusahaan dengan lebih baik. Oleh karena itu, penting untuk mengimplementasikan sistem satu ini ke dalam perusahaan.