ERP untuk manajemen produksi adalah sistem perangkat lunak yang mengintegrasikan perencanaan produksi (MRP) dalam satu platform. Sistem ini juga membantu pengendalian shop-floor, manajemen persediaan, kualitas, dan modul keuangan. Tujuannya adalah untuk menyelaraskan alur produksi, mengurangi waktu jeda, dan memberikan visibilitas secara real-time atas kapasitas dan bahan baku. Sehingga pengambilan keputusan akan menjadi semakin cepat dan akurat.
Mengapa Perusahaan Manufaktur Membutuhkan ERP untuk Manajemen Produksi?
Dalam lingkungan manufaktur yang modern, tantangan utamanya adalah fluktuasi permintaan, lead time pemasok, variasi kualitas, dan kebutuhan efisiensi biaya. ERP untuk manajemen produksi hadir untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah ini. ERP membantu menyediakan perencanaan kebutuhan bahan (MRP), jadwal produksi yang otomatis, kontrol work order dalam proses produksi, dan pelacakan lot/serial untuk traceability. Implementasi ERP juga mengurangi stok berlebih, mempercepat siklus produksi, dan menurunkan kesalahan yang biasa dilakukan manusia.
Fitur-fitur ERP Manajemen Produksi
Beberapa fitur penting yang harus dimiliki oleh ERP untuk manajemen produksi antara lain sebagai berikut.
1. MRP & Perencanaan Produksi
Fitur ini berfungsi untuk menghitung kebutuhan bahan berdasarkan BOM dan jadwal produksi.
2. Shop-floor Control atau MES
Fitur ini dapat melacak progress work order, waktu mesin, dan produktivitas operator.
3. Manajemen Persediaan yang Multi-lokasi
Fitur ini memiliki real-time stock visibility untuk bahan baku dan persediaan barang jadi.
4. Quality & PLM
Fitur ini membantu pencatatan pemeriksaan kualitas, penanganan non-conformance, dan integrasi PLM untuk perubahan desain.
5. Integrasi dengan Keuangan & Procurement
Fitur ini membantu otomatisasi costing, pengeluaran, dan PO dari hasil kebutuhan MRP. Adanya fitur-fitur ini membuat ERP menjadi central nervous system bagi plant operations.
Contoh Sistem ERP Manajemen Produksi
Berikut adalah beberapa contoh ERP untuk membantu manajemen produksi yang dapat diimplementasikan.
1. ERP Odoo
Odoo sebagai salah satu contoh sistem ERP sangat bagus untuk manajemen produksi. Odoo sebagai solusi ERP cocok untuk manufaktur yang berskala kecil hingga menengah.
Hal ini karena modularitas, kemudahan konfigurasi, dan paket lengkap MRP, MES, PLM, dan Quality. Odoo menyediakan work order control panel yang dapat ditempatkan di shop-floor (tablet), barcode scanning untuk mempercepat proses, dan integrasi penuh dengan inventory, purchase, dan accounting.
Hal-hal inilah yang membuat alur order-to-cash dan plan-to-produce menjadi semakin mulus. Banyak perusahaan memilih Odoo karena biayanya yang relatif fleksibel dan kemampuannya dalam menyesuaikan modul sesuai kebutuhan produksi.
2. Sistem SAP ERP / SAP S/4HANA
ERP ini cocok untuk manufaktur yang besar dan kompleks dan membutuhkan skalabilitas global, modul produksi lanjutan, dan dukungan enterprise grade. SAP menawarkan integrasi antara produksi, rantai pasok, dan analitik secara real-time.
3. Sistem ERP Epicor / Microsoft Dynamics 365
Sistem ERP ini menjadi pilihan populer untuk pabrikan kelas menengah yang ingin solusi siap-pakai. Sistem ini dilengkapi dengan kemampuan distribusi dan produksi yang solid serta integrasi ekosistem Microsoft.
Tips Implementasi ERP Manajemen Produksi Agar Sukses
Sebelum melakukan implementasi sistem ERP untuk manajemen produksi ini, ada beberapa tips suksesnya yang perlu diperhatikan, antara lain:
- Mulai dari proses inti, yaitu fokus pada perencanaan produksi, BOM, dan shop-floor control sebelum menambahkan fitur lanjutan.
- Bersihkan data dan standarisasi proses, contohnya seperti data BOM, routing, dan lead time harus akurat agar MRP bekerja dengan efektif.
- Libatkan tim produksi, yaitu dengan pelatihan dan keterlibatan operator penting agar sistem MES / barcode benar-benar dipakai.
- Uji coba bertahap (phased rollout), yaitu dengan mengimplementasikan di satu lini atau pabrik terlebih dulu untuk mengurangi risiko.
ERP untuk manajemen produksi adalah sebuah transformasi operasional yang menyatukan perencanaan, eksekusi, dan kontrol kualitas dalam satu aliran data. Sehingga sistemnya harus disesuaikan dengan skala, kompleksitas produksi, dan roadmap digital masing-masing perusahaan.